Minggu, 21 Juli 2013

Indahnya Tobat

Buku-4



            Perjuangan seorang sahabat dalam menemukan jalan tobat yang saya tulis dalam bentuk cerita, menjadi salah satu kisah di buku ini.

“Minta maaflah kepada perempuan itu,” terdengar suara menggelegar dari laki–laki itu seraya menunjuk seseorang yang sangat Banu kenal. Perempuan itu sedang terduduk bersimpuh di hadapan laki-laki besar yang satu lagi di ujung bukit. Dia mengenakan mukena putih berkilau, suaranya mengiba memohon agar orang–orang berbadan besar itu bersedia membebaskan Banu, suaminya. Ya, perempuan itu adalah Palupi yang terus memohon dalam tangisnya. Banu ingin berteriak memanggil Palupi dan mendekat, namun bibir dan tubuhnya terasa kaku.

Bagaimana kisah sebenarnya, bisa di baca dalam buku antologi Indahnya Tobat dengan judul Cambuk di Bukit Gersang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar