Rabu, 29 April 2015

Bangga Indonesia


Empat tahun yang lalu ketika aku mengajak pindah ke Dubai, anak pertamaku, Sasiva, sudah masuk di kelas 8 ketika pertama sekolah di Dubai. Setidaknya selama dari kelas 1 hingga kelas 7 sudah banyak pelajaran tentang Indonesia yang didapatnya di sekolah di Indonesia. Ia sudah tahu betapa kaya dan indahnya tanah airnya. Jadi, tidak heran jika ia sangat bangga menceritakan Indonesia, apalagi Bali kepada teman-temannya

Beda dengan adiknya, Sattvika, yang hanya mengenyam dua bulan kelas satu di sekolah dasar  ketika kami pindah. Empat hari di Dubai, ia merayakan ulang tahunnya yang ke-7. Praktis, belum banyak pengetahuannya tentang Indonesia yang tertanam di ingatannya.

Namun begitu, aku tidak  pernah putus asa untuk menceritakan tentang Indonesia kepadanya. Bahkan, sekarang ia sudah hafal dengan lagu kebangsaan “Indonesia Raya”. Begitu juga dengan beberapa sejarah, pahlawan dan tentu saja kekayaan dan kehebatan tanah air tercinta.

Ini adalah salah satu caraku untuk bisa membangkitkan rasa bangga menjadi anak Indonesia, bangga telah lahir di Indonesia dan bangga menjadi Indonesia. Meskipun keduanya sangat hafal dengan lagu kebangsaan UAE, negara yang kami tinggali saat ini, aku tetap ingin mereka sadar bahwa mereka adalah anak Indonesia.

Ketika ada waktu luang, aku selalu mengajak mereka untuk belajar tentang Indonesia. Mengenalkannya pada beberapa budaya dan indahnya alam Indonesia, selain Bali tanah leluhurnya. Dan, ternyata semua tidak sia-sia.

Suatu siang ketika pulang sekolah, Sattvika yang sekarang sudah duduk di bangku kelas 4 bercerita dengan berseri-seri. Ia mengatakan bahwa ia tadi di sekolah telah memenangkan lomba debat di kelasnya. Dan, tema debat tersebut adalah tentang keunggulan negara masing-masing.

Aku berusaha menahan gemuruh di dalam dadaku selama ia menceritakan kembali jalannya debat tadi. Sesuatu yang sangat mengharukan ketika ia dengan lancar bisa menyebutkan jumlah pulau dan jumlah bahasa yang dimiliki Indonesia. Bahkan dengan tegas ia juga mampu membandingkan panjangnya wilayahnya Indonesia yang sama dengan jarak antara Iran hingga London.

Sungguh di luar dugaanku, ternyata apa yang selama ini aku ceritakan kepadanya benar-benar merasuk kedalam otaknya. Ia sangat jelas menyebutkan tentang tambang emas, tentang kekayaan laut Indonesia dibandingkan dengan negara lainnya.

Akhirnya, dengan mata berkaca-kaca aku mengucapkan terima kasih kepada Sattvika karena sudah mendengarkan ceritaku selama ini. Juga karena ia begitu antusias mempertahankan kehebatan negaranya di depan teman-temannya.

Selalu banggalah menjadi anak Indonesia, Nak…