Dimuat di Tabloid Potret No. 63|Desember 2012
Tidak
diragukan lagi jika ungkapan “internet adalah jendela dunia” nampaknya benar
adanya. Dengan internet orang bisa dengan mudah mencari informasi apa saja yang
mereka butuhkan. Tidak hanya di Indonesia, internet kini sudah merambah seluruh
masyarakat di dunia. Berteman dengan banyak orang bahkan dengan orang yang
berada di belahan bumi yang lain pun
bukan suatu yang mustahil lagi.
Namun
begitu ternyata internet tidak hanya berdampak positif bagi masyarakat. Harus disadari pula jika tren kejahatan
akhir-akhir ini adalah kejahatan yang berbasis teknologi informasi, yaitu
melalui internet. Banyaknya penipuan, penculikan dan kejahatan seksual di
kalangan remaja putri maupun anak-anak serta perdagangan manusia juga
disinyalir merupakan dampak dari majunya teknologi informasi ini.
Salah
satu kasus yang ramai dibicarakan saat ini adalah kejahatan seksual terhadap
anak-anak lewat online. Bukan hanya anak-anak yang dipaksa berpose seronok di
bawah tekanan atau iming-iming imbalan uang saja yang menjadi korban. Tetapi
anak-anak yang menonton foto-foto tersebut sesungguhnya adalah korban juga.
Dimana foto-foto seronok yang seharusnya bukan menjadi konsumsi anak-anak akan
dapat mempengaruhi perkembangan kejiwaan mereka. Inilah yang harus diwaspadai
oleh para orang tua.
Penanggulangan
Bukan
sekali duakali Pemerintah melakukan upaya pemblokiran untuk mencegah meluasnya
kejahatan seksual lewat online ini. Namun tindakan ini bukanlah semudah
membalikkan telapak tangan. Selain kesulitan mengecek dan memblokir semua situs
dalam waktu singkat, kendala lainnya adalah begitu cepatnya situs-situs sejenis
bermunculan ketika baru satu situs saja terblokir.
Untuk
itu diperlukan bantuan dan kerjasama dari masyarakat untuk selalu memberikan
informasi kepada pihak terkait jika menemukan situs yang dirasa akan merugikan
generasi muda bangsa. Namun dari semua itu, langkah yang paling efektif untuk
mengantisipasi kejahatan seksual anak lewat online tetap ada pada pendidikan di
keluarga oleh orang tua.
Peran orang tua
Sungguh
mencengangkan hasil survey yang dilakukan oleh Yayasan Kita dan Buah Hati pada
tahun 2008 ini. Bagaimana tidak, ternyata sebanyak 36 persen anak mengakses
internet pornografi di rumah, 12 persen di rumah teman dan 18 persen di warung
internet. Atau sebuah survey lain yang menunjukkan 90 persen anak mengakses
internet pornografi ketika sedang mengerjakan tugas sekolah atau belajar
bersama teman.
Ironisnya
lagi anak-anak tersebut dapat secara bebas mengakses internet pornografi online
dari rumah karena rendahnya pengawasan orang tua dan masyarakat. Tidak
mengherankan jika kemudian Lembaga Swadaya Masyarakat Gerakan Jangan Bugil
Depan Kamera mengumumkan hasil survey mereka terhadap ribuan orang tua di 28
propinsi yang sangat memprihatinkan. Hasilnya menunjukkan bahwa hanya 10 persen
dari orang tua yang paham dan mengerti cara mengoperasikan gadget yang mereka berikan kepada anaknya.
Disinilah
peran orang tua sangat diharapkan akan menjadi kunci pencegahan terjadinya
kejahatan seksual terhadap anak lewat online. Jangan sampai kita terkejut
ketika mendapati foto seronok anak-anak kita terpampang di internet karena
lemahnya pengawasan terhadap mereka.
Sebelum itu semua terjadi marilah kita menjadi orang tua yang cerdas dan selalu
siaga dalam mempersiapkan anak-anak menuju masa depannya.
Orang tua cerdas dan siaga
1. Pendidikan
di rumah oleh keluarga sangat tergantung dari peran orang tua di dalamnya.
Karena diharapkan orang tualah yang tahu
dan mengerti kegiatan, perilaku dan kebutuhan anak-anak mereka. Tidak membatasi
anak dalam mengikuti tren, bukan berarti memberinya barang canggih yang super
mahal. Berilah anak pengertian akan kebutuhan suatu gadget. Jika ingin membelikan anak usia sekolah sebuah telepon
genggam, maka beri pengertian anak fungsi telepon tersebut untuknya. Jika hanya
sebagai sarana informasi antara anak dan orang tua kapan harus dijemput dan
sebagainya, maka rasanya tidak perlu kita memberinya sebuah handphone yang bisa digunakan untuk
membuka internet.
2. Sebaiknya
orang tua memahami betul cara pengoperasian baik handphone, ipad, laptop atau gadget
lain yang diberikan kepada anak mereka. Tidak ada salahnya jika sekali waktu
orang tua mengecek gadget milik anak
mereka baik secara terbuka maupun tanpa sepengatuan anak-anak. Paling tidak inilah
salah satu upaya untuk mengawasi kegiatan mereka dalam menggunakan alat-alat
canggih tersebut.
3. Memberikan
pemahaman dan pendampingan kepada anak, terutama remaja putri yang gemar
menggunakan jejaring sosial seperti facebook
dan twitter. Beri penjelasan kepada
mereka untuk tidak mudah mengobral data pribadi di akunnya dan gampang termakan
bujuk rayu kenalan baru di dunia maya. Karena bisa saja mereka inilah para
teroris kejahatan seksual anak-anak lewat online.
4. Untuk
itu ada baiknya jika orang tua dapat mengikuti perkembangan teknologi yang ada.
Paling tidak orang tua tahu cara membuka jejaring sosial yang dimiliki anak
mereka dan mengikuti status teman-temanya maupun si anak sendiri. Beri penjelasan
baik-baik jika orang tua menemukan hal-hal yang sekiranya tidak pantas untuk
anak-anak.
5. Curahkan
perhatian kepada anak ketika mereka menginjak remaja khususnya terkait dengan
jejaring sosial dan internet. Karena masa remaja merupakan masa transisi mencari
jati diri, maka peran orang tua sangat penting dalam mengarahkan remaja agar
memiliki karakter dan pribadi yang baik. Jadilah tempat yang nyaman bagi remaja
untuk mencurahkan berbagai permasalahannya.
6. Perhatikan
juga lingkungan bermain dan sekolah termasuk teman-teman mereka. Karena selain
keluarga, lingkungan juga bisa menjadi tempat untuk pembentukan karakter
seorang anak. Maka sangat diperlukan adanya komunikasi yang baik antara anak
dan orang tua. Dengan banyak komunikasi dalam keluarga diharapkan anak akan
memiliki karakter yang kuat sehingga tidak mudah terpengaruh dengan lingkungan
yang buruk sekalipun.
7. Tanamkan
pendidikan agama sebagai dasar yang kuat untuk membentuk pribadi anak. Inilah
benteng yang paling ampuh yang harus menjadi pegangan dalam perkembangan karakter
dan masa depan anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar