Storycake for your life: Living Abroad, Merasakan Hidup di Berbagai Negara
Penulis : Nurul Asmayani, dkk.
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun : 2013
ISBN : 978-979-22-9558-0
Halaman : ix+290 halaman
Sesuai
dengan judulnya, Storycake for your
life: Living Abroad adalah sebuah buku yang merangkum berbagai kisah tentang
para diaspora di berbagai belahan bumi. Ditulis oleh 26 perempuan dalam 27 kisah yang
mengalir dan enak di baca sebagai ciri dari buku-buku Storycake. Buku ini seolah ingin memberi gambaran, betapa sesungguhnya tinggal di negara lain tidak seperti
bayangan kebanyakan orang. Banyak suka duka bahkan butuh ekstra perjuangan untuk bisa
menikmati dan merasa nyaman hidup jauh dari sanak keluarga di tanah air.
Karena
semua cerita di tulis oleh para perempuan, maka cerita yang tersaji tidak
jauh-jauh dari masalah keseharian serta kesulitan beradaptasi dengan lingkungan baru. Sebagian
penulis juga memiliki kesamaan pengalaman tentang kendala dalam berkomunikasi di awal kedatangan
mereka di negara baru. Meskipun di awal merasa kesulitan dengan lingkungan barunya
namun semua tulisan dalam buku ini berakhir dengan happy ending. Artinya, mereka mampu menyelesaikan masalah tersebut dengan baik dan berkesan.
Masalah
yang juga terlihat seragam dihadapi para penulis selain hal di atas adalah masalah
kebiasaan di tempat barunya. Meskipun merasakan kebiasaan yang sangat berbeda dengan di tanah
kelahiran, namun pada akhirnya mereka justru bisa mendapatkan pengalaman baru sebagai
hikmah yang bisa di petik. Salah satu contohnya adalah pengalaman Nurul Asmayani dari
Jepang. Awalnya dia merasa kerepotan dengan keharusan keseragaman alat-alat sekolah dan
alat makan di sekolah anaknya yang tadinya dianggapnya sepele. Namun,
setelah mendapat penjelasan dari kepala sekolah akhirnya membuatnya sadar dan bisa mengambil himah untuk tidak lagi meyepelekan hal-hal
yang dianggapnya kecil.
Tidak
hanya masalah, namun banyak pula cerita lucu yang disajikan berkaitan dengan
perbedaan kebiasaan. Meskipun masih serumpun, namun perbedaan bahasa di
Malaysia membuat Sri Widiyastuti yang kala itu sedang hamil, merasa jengkel kepada
tetangganya yang mengatakan dia "senang" hamil. Namun setelah mengerti arti yang
sebenarnya tak ayal membuatnya merasa malu. Hikmah dari kejadian ini justru memacunya untuk lebih baik lagi belajar bahasa Melayu agar tidak keliru lagi.
Ternyata,
tidak selamanya merantau ke luar negeri itu menyenangkan. Banyak kesulitan yang
harus bisa dihadapi oleh para perantau. Hal paling umum yang di rasakan para
penulis adalah kerinduan terhadap kampung halaman. Seperti halnya kerinduan De
Veha yang tinggal di Canberra untuk bisa mendengarkan suara azan secara
langsung, karena selama ini dia hanya bisa mendengarkannya lewat gadget miliknya. Begitu
juga dengan Fardelyn Hacky Irawani, yang merindukan keluarganya saat berbuka
puasa di Thailand yang akhirnya sedikit terobati ketika berbuka bersama saudara
dari tanah air di kantor KBRI.
Mengikuti komunitas warga negara Indonesia di luar negeri, berkumpul dengan sesama diaspora setanah air adalah kegiatan yang sedikit bisa meredakan kerinduan akan kampung halaman. Inilah tips yang mereka berikan. Dan, semua penulis di buku ini juga setuju bahwa ketika sudah jauh dari negeri sendiri maka kedekatan dan keakraban dengan sesama warga Indonesia akan terasa sangat kental.
Tidak hanya tentang kerinduan, ada pula cerita perjuangan yang mengharu biru. Kali ini cerita datang dari Anizma Ridho yang kala itu sedang
hamil, saat kedatangannya di Oman disambut dengan badai yang sangat dahsat.
Meskipun demikian, akhirnya toh dia jatuh cinta juga dengan kota yang kaya ini.
Atau cerita sedih dari De Veha, yang terpaksa tidak bisa menemani saat papa
tercinta menghembuskan napas terakhirnya. Semua duka yang mewarnai kaum
diaspora ini adalah merupakan salah satu resiko yang harus mereka hadapi. Begitu juga dengan perjuangan beberapa penulis yang berstatus sebagai istri maupun mahasiswa, pontang-panting mencari pekerjaan untuk menambah penghasilan.
Selain
duka, tentu ada suka yang bisa dirasakan oleh para anak negeri yang
meninggalkan tanah air ini. Hampir semua sepakat, bahwa keindahan, kebersihan, kerapian dan disiplin negara yang mereka tempati adalah hal baru yang bisa
mereka ambil hikmahnya. Pengalaman yang tidak akan mereka dapat di dalam negeri. Dan, berharap suatu saat negeri tercinta akan bisa berubah seperti itu.
Bahkan hikmah yang lain juga bisa diambil, bahkan dari kota yang kurang bersahabat seperti Trinidad. Seperti yang ditulis oleh Evy Savitri : "Trinidad mengajari aku dan anak-anak untuk lebih mudah bersyukur, menahan diri dan berhati-hati. Hikmah lainnya, aku jadi jauh lebih menghargai negara Indonesia. Paling tidak aku bangga dengan penduduknya yang pekerja keras, kompetitif dan kreatif". Inilah pengaruh lain dari merantau, selalu terselip rasa bangga terhadap tanah air.
Bahkan hikmah yang lain juga bisa diambil, bahkan dari kota yang kurang bersahabat seperti Trinidad. Seperti yang ditulis oleh Evy Savitri : "Trinidad mengajari aku dan anak-anak untuk lebih mudah bersyukur, menahan diri dan berhati-hati. Hikmah lainnya, aku jadi jauh lebih menghargai negara Indonesia. Paling tidak aku bangga dengan penduduknya yang pekerja keras, kompetitif dan kreatif". Inilah pengaruh lain dari merantau, selalu terselip rasa bangga terhadap tanah air.
Meskipun
di sampul depan buku Living Abroad ini tertulis “Kisah-kisah seru dan
inspiratif tentang suka duka tinggal di negeri orang”, sayangnya ada beberapa
tulisan yang tidak mencerminkan hal tersebut. Tulisan yang hanya bercerita
tentang sebuah negara, tempat-tempat wisata/menarik tanpa memasukan unsur yang
dimaksud dalam judul di atas.
Namun
hal itu tentu saja tidak mengurangi cerita secara keseluruhan dari buku ini.
Cerita inspiratif tentang suka duka tinggal di luar negeri justru dituturkan
secara apik oleh Atik HW. Tulisan dari negara Brazil yang mengupas suka duka
penulisnya secara lengkap dan rinci.
Dengan
membaca buku ini, kita seperti dibawa hanyut dalam petualangan kehidupan di 4
benua, yaitu Asia, Australia, Amerika dan Eropa. Mengulik kehidupan diaspora di berbagai belahan dunia langsung dari pelakunya. Apalagi di setiap akhir cerita
juga dilampirkan info seputar KBRI, masjid, toko makanan halal, restoran halal
dan lain-lain. Tidak hanya cocok di baca bagi yang ingin merantau, tetapi buku
ini juga baik untuk menambah pengetahuan tentang kehidupan di suatu negara. Bagi
saya, buku ini sangat bermanfaat karena siapa tahu suatu saat kelak saya akan
tinggal di salah satu negara yang ada dalam buku ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar