Gadisku |
Tepat
sepuluh hari yang lalu anak pertamaku merayakan ulang tahunnya yang ke 15. Tak
terasa memang…, mungkin karena selama limabelas tahun ini aku tidak pernah
melepasnya barang sebentar saja. Sehingga perkembangan dan pertumbuhannya
terlihat biasa saja di mataku.
Namun,
ketika hari ini aku membaca berita di media tentang perilaku negatif para
remaja di kota-kota besar, mau tidak mau memaksaku untuk memeluknya lebih erat
sebelum dia berangkat sekolah tadi pagi sambil berucap,”Terima kasih sudah
menjadi anak Bunda yang baik.” Meskipun tidak mengerti maksud ucapanku, toh, dia membalasnya dengan ciuman di
pipiku.
Mirip...? |
“Kakak
gak perlu beli buku. Kan sudah ada Bunda yang jadi diary kakak”. Aku hanya
tersenyum mendengarnya.
Kedekatanku
dengan gadisku (begitu pula dengan putri keduaku) tidak serta merta terbangun
begitu saja. Aku sudah memulainya jauh sebelum dia beranjak remaja. Aku
mengawali membangun kedekatan dengan anak-anakku begitu mereka mengenal sebuah
komunitas di luar keluarga.
Saat masih balita, aku selalu bertanya dan meminta mereka untuk bercerita ketika mereka baru datang dari bermain dengan teman-teman di lingkungan rumah. Akhirnya hal ini menjadi kebiasaan mereka. Begitu pula ketika anak-anak mulai bersekolah. Ketika menjemput, begitu masuk ke dalam mobil, aku biasanya akan langsung melontarkan pertanyaan,”Bagaimana sekolahnya hari ini?”
Awalnya aku memang harus memancingnya dengan berbagai pertanyaan seputar kegiatannya di sekolah. Tapi lambat laun, kebiasaan bercerita sepulang sekolah, les atau kegiatan yang lain akan meluncur begitu saja dari mulut mereka. Bahkan terkadang, cerita masih terus bersambung di meja makan. Semua hal yang dilihat, dirasakan baik suka maupun tidak semua keluar begitu saja.
Dalam
menanggapi ocehannya aku selalu menempatkan diriku sebagai seorang sahabat
buatnya. Sehingga petuah keluar tanpa terkesan mengguruinya. Aku memang selalu
menyelipkan nasihat pada setiap tanggapanku atas ceritanya. Makanya dia tidak
pernah sungkan bercerita apa saja kepadaku.
Selain
itu, aku dan gadisku juga punya waktu sendiri untuk bersantai. Biasanya yang
kami kerjakan adalah hal-hal yang berbau kewanitaan. Luluran, maskeran atau
mengecat kuku bersama adalah kegiatan yang paling kami sukai. Sambil mendengarkan
lagu-lagu dari band kesayangannya, One Direction dan ikut bernyanyi
bersama-sama. Ah, aku merasa seperti gadis belasan tahun lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar