Baby Baylassen, si bunga putih |
Megah,
metropolitan, kaya, keren, itulah sederet kata yang setidaknya sangat sepadan
jika disandingkan dengan kota
Dubai. Kota kecil yang dihiasi lebih dari 95 mall, ratusan hotel
dan restaurant kelas dunia yang
hampir semuanya masuk kategori mewah. Belum lagi di setiap ruas jalanan selalu berdesakan mobil-mobil mewah
dari yang terbaru dan berharga selangit. Semua menggambarkan kehidupan yang
serba enak dan nyaman.
![](https://cdncache-a.akamaihd.net/items/it/img/arrow-10x10.png)
Namun, apa
benar semua perantau yang mengadu nasib di Dubai bisa merasakan segala
kenyamanan tersebut? Apa benar sudah tidak ada orang yang merasa hidupnya susah
setelah tinggal di Dubai?
Ternyata tidak.
Nadia dan keluarganya adalah salah satu contoh mereka yang harus merasakan
hidup keras di negeri padang pasir ini. Bahkan, ia sudah menyatakan siap untuk
kembali lagi ke negaranya jika kondisinya tidak bisa membaik.
Mereka adalah
keluarga yang berasal dari Tunisia. Merantau ke Dubai dengan harapan akan bisa
mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Awal kedatangannya, Nadia berhasil
mendapatkan pekerjaan
di sebuah salon kecantikan sesuai keahliannya. Sementara
suaminya bekerja sebagai sopir di sebuah perusahaan.
![](https://cdncache-a.akamaihd.net/items/it/img/arrow-10x10.png)
Tetapi itu
tidak berjalan lama. Seiring kehamilan kedua Nadia yang semakin besar, salon
tempatnya bekerja memberhentikannya. Meskipun berat, mereka masih bisa bertahan
dengan mengandalkan gaji
dari suaminya saja. Walaupun untuk itu mereka harus
rela tinggal di sebuah apartemen yang sangat menyedihkan kondisinya. Lingkungan
yang sebenarnya kurang baik bagi pertumbuhan anak pertama Nadia yang hampir berusia 2 tahun.
![](https://cdncache-a.akamaihd.net/items/it/img/arrow-10x10.png)
Masalah berat
benar-benar muncul ketika sebulan sebelum hari melahirkan tiba, suaminya,
satu-satunya penopang kehidupan keluarga harus kehilangan pekerjannya. Sementara
itu, jangankan untuk menabung, untuk biaya hidup saja mereka serba pas-pasan. Padahal,
biaya melahirkan di sini bukanlah hal yang bisa dianggap enteng. Diperlukan beberapa
ribu dirhams untuk bisa melahirkan di sebuah rumah sakit di Dubai. Jumlah yang
mungkin dua atau tiga kali lipat dari gaji
suami Nadia tiap bulannya.
![](https://cdncache-a.akamaihd.net/items/it/img/arrow-10x10.png)
Nadia dengan bunga tanda kebahagiannya |
Tuhan memang
Maha Melihat dan Maha Mendengar. Saat harapan berpacu dalam derai air mata. Lewat seorang teman, Dia menunjukkan
penderitaan Nadia yang sangat membutuhkan bantuan. Maka, dengan gerak cepat dan
keikhlasan teman-teman Indonesia yang ada di Dubai, akhirnya Nadia bisa
melahirkan dengan selamat tanpa perlu memikirkan biaya lagi. Dia juga bisa
sedikit bernapas lega, karena seminggu
sebelum melahirkan, suami tercinta akhirnya bisa mendapatkan sebuah pekerjaan
baru, meskipun tidak lebih baik dari pekerjaan yang dulu.
![](https://cdncache-a.akamaihd.net/items/it/img/arrow-10x10.png)
Nadia menggendong anak pertamanya |
Baylassen,
itulah nama bayi perempuan mungil yang lahir pada tanggal 16 Pebruari 2016 lalu
pada pukul 11 siang. Menurut Nadia, Baylassen berarti bunga putih. Nama yang
sangat cocok untuk bayi cantik berkulit putih yang lahir dengan berat 3
kilogram itu. Semoga bayi Baylassen membawa berkah dan banyak rejeki bagi orang
tuanya.
Lewat baby Baylassen,kami diberi kesempatan untuk berbagi |
Cerita
tentang Nadia dan keluarganya ini seakan menjadi pengingat bagi diri saya sendiri,
untuk selalu bersyukur. Ternyata, meskipun tinggal di negara yang makmur ini,
kami masih diberiNya kesempatan untuk saling berbagi.
Nice share... thank you mbak Utari
BalasHapusTerima kasih, Mbak Liza...
HapusSemoga baby Baylassen jd anak shalehah. Dan semoga keluarga2 Indonesia yg tinggal di Dubai tetap kompak dan saling tolong-menolong...
BalasHapusSemoga baby Baylassen jd anak shalehah. Dan semoga keluarga2 Indonesia yg tinggal di Dubai tetap kompak dan saling tolong-menolong...
BalasHapus