Sudah hampir tiga tahun
aku meninggalkan tanah air untuk menemani suami yang bekerja di Dubai, Uni
Emirat Arab. Selama waktu itu pula aku belum pernah lagi menjejakkan kaki di
tanah pertiwi. Bukan tidak ingin, tetapi berbagai kendala selalu berhasil
menggagalkan niat itu.
Tujuh bulan pertama
sejak kedatanganku, Dubai sedang musim panas dan bertepatan dengan liburan
panjang sekolah. Sebenarnya saat itu sudah ada keinginan untuk pulang menengok
orang tua, sebelum kemudian –entah siapa yang memulai- kami memutuskan untuk
berlibur ke Istanbul, Turki. Alasannya adalah karena rasanya baru kemarin kami
datang sehingga rasa rindu belum terlalu mendalam. Kami memastikan bahwa tahun
depan adalah waktu yang pas untuk kami mudik.
Setelah setahun
menunggu musim panas kembali datang, rencana untuk berlibur ke tanah air pun
kami rancang. Aku bahkan sudah membuat jadwal pasti kapan kami akan berangkat
serta destinasi mana saja yang akan kami
kunjungi untuk mengisi liburan ini. Kami, terutama kedua anakku sangat bersemangat.
Namun rencana tinggal
rencana. Suamiku tidak bisa meninggalkan pekerjaannya karena proyek baru yang
ditanganinya. Kecewa sudah pasti. Tetapi paling tidak aku masih bisa bersyukur
karena aku belum sempat memesan tiket pesawat sebelum berita pahit itu datang.
Sebenarnya suami sudah
mempersilakan aku dan anak-anak untuk pulang sendiri ke Indonesia guna mengisi
liburan. Tetapi anak-anak ternyata menolak. Mereka merasa kurang seru jika
liburan tanpa ayahnya. Apalagi aku. Mana mungkin aku tega meninggalkan suami
sendirian, bekerja membanting tulang sementara aku enak-enakan menikmati
liburan.
Untuk mengobati rasa
kecewa anak-anakku, maka menjelang musim dingin kami mengajak mereka berlibur
ke Muscat, Oman. Meskipun hanya empat hari, paling tidak mereka sudah merasa
terhibur. Selain itu suamiku juga tidak lagi merasa terlalu bersalah dengan
kegagalan mudik ke Indonesia.
![]() |
Menunggu penerbangan di Dubai International Airport |
Akhirnya, setelah
menunggu dua kali musim panas, mudik yang kami nantikan tak lagi tertunda. Sudah
tidak terkira rasa rindu yang bergemuruh dalam dada kami terhadap sanak saudara
dan kerabat. Semoga apa yang sudah kami rencanakan semuanya berjalan sesuai
rencana, tak akan ada yang harus tertunda lagi.
Indonesia, kami datang…